1. Definisi
Andayani menjelaskan pengertian kalimat efektif
sebagai berikut :
a) Adalah
kalimat yang benar dan jelas dan dengan mudah dipahami orang lain
b) Disusun
secara sadar untuk mencapai daya informasi yang diinginkan penulis terhadap
pembacanya
c) Pembaca
memahami apa yang disampaikan
d) Kalimat
yang tepat mewakili gagasan atau perasaan penyampai pesan dan sanggup
memberikan gambaran yang sama tepatnya pada pembaca atau pendengar.
e) Kalimat
yang disusun dengan sadar dan sengaja untuk mencapai daya informasi yang tepat
dan baik.
f) Jenis
kalimat yang dapat memberikan efek tertentu dalam komunikasi. Efek yang
dimaksudkan di sini adalah kejelasan informasi”.
g) “Kalimat
efektif tidak menggunakan kata-kata mubazir, tetapi juga tidak kekurangan kata.
h) Kalimat
efektif menggunakan pengertian yang logis sejalan dengan nalar yang
tepat” Sedangkan E. Kosasih menyatakan kalimat efektif adalah kalimat yang
memenuhi syarat-syarat : (1) Secara tepat mewakili gagasan pembicara atau
penulisnya; (2) Menimbulkan gagasan yang sama tepatnya antara pikiran pendengar
atau pembaca seperti yang dipikirkan oleh pembicara atau penulisnya.
Kalimat
efektif adalah kalimat yang dapat mewakili gagasan pembicara atau penulis serta
dapat diterima maksudnya/arti serta tujuannya seperti yang di maksud penulis
/pembicara.
2. Syarat Kalimat Efektif
Syarat
kalimat efektif secara makna,yaitu:
·
Dapat mewakili pemikiran dan
perasaan/gagasan yang tepat.
· Dapat
dipahami oleh teman bicara sama tepatnya seperti apa yang dipikirkan oleh
pembicara.
Sedangkan syarat secara formal,yaitu:
a. Kesatuan Gagasan
Memiliki
subyek,predikat, serta unsur-unsur lain ( O/K) yang saling mendukung serta
membentuk kesatuan tunggal.
Contoh :
Di dalam keputusan itu merupakan kebijaksanaan yang dapat membantu
keselamatan umum.
Kalimat ini
tidak memiliki kesatuan karena tidak didukung subyek. Unsur di dalam keputusan
itu bukanlah subyek, melainkan keterangan. Ciri bahwa unsur itu merupakan
keterangan ditandai oleh keberadaan frase depan di dalam (ini harus
dihilangkan).
b. Kesejajaran
Memiliki
kesamaan bentukan/imbuhan. Jika bagian kalimat itu menggunakan kata kerja
berimbuhan di-, bagian kalimat yang lainnya pun harus menggunakan di- pula.
Contoh :
Kakak menolong anak itu dengan dipapahnya ke pinggir jalan.
Kalimat
tersebut tidak memiliki kesejajaran antara predikat-predikatnya. Yang satu
menggunakan predikat aktif, yakni imbuhan me-, sedang yang satu lagi
menggunakan predikat pasif, yakni menggunakan imbuhan di-.
Kalimat itu harus diubah :
1. Kakak menolong anak itu dengan memapahnya ke pinggir jalan
2. Anak itu ditolong kakak dengan dipapahnya ke pinggir jalan.
c. Kehematan
Kalimat
efektif tidak boleh menggunakan kata-kata yang tidak perlu. Kata-kata yang
berlebih. Penggunaan kata yang berlebih hanya akan mengaburkan maksud kalimat.
Contoh:
Bunga-bunga mawar, anyelir, dan melati sangat disukainya.
Pemakaian kata bunga-bunga dalam kalimat di atas tidak perlu. Dalam kata mawar,anyelir,dan melati terkandung makna bunga.
Kalimat yang benar adalah:
Mawar,anyelir, dan melati sangat disukainya.
d. Penekanan
Kalimat yang
dipentingkan harus diberi penekanan.
Caranya:
• Mengubah
posisi dalam kalimat, yakni dengan cara meletakkan bagian yang penting di depan
kalimat.
Contoh :
1. Harapan
kami adalah agar soal ini dapat kita bicarakan lagi pada kesempatan lain
2. Pada
kesempatan lain, kami berharap kita dapat membicarakan lagi soal ini.
• Menggunakan partikel; penekanan
bagian kalimat dapat menggunakan partikel –lah, -pun, dan –kah.
Contoh :
1.
Saudaralah yang harus bertanggung jawab dalam soal itu.
2. Kami pun
turut dalam kegiatan itu.
3. Bisakah
dia menyelesaikannya?
• Menggunakan repetisi, yakni dengan
mengulang-ulang kata yang dianggap penting.
Contoh :
Dalam membina hubungan antara suami istri, antara
guru dan murid, antara orang tua dan anak, antara pemerintah dan rakyat,
diperlukan adanya komunikasi dan sikap saling memahami antara satu dan lainnya.
• Menggunakan pertentangan, yakni menggunakan
kata yang bertentangan atau berlawanan makna/maksud dalam bagian kalimat yang
ingin ditegaskan.
Contoh :
1. Anak itu
tidak malas, tetapi rajin.
2. Ia tidak
menghendaki perbaikan yang sifatnya parsial, tetapi total dan menyeluruh.
e. Kelogisan
Kalimat
efektif harus mudah dipahami. Dalam hal ini hubungan unsur-unsur dalam kalimat
harus memiliki hubungan yang logis/masuk akal.
Contoh :
Waktu dan tempat saya persilakan.
Kalimat ini tidak logis/tidak masuk akal karena waktu dan tempat adalah benda mati yang tidak dapat dipersilakan. Kalimat tersebut harus diubah misalnya ;
Bapak penceramah, saya persilakan untuk naik ke podium.
f. Kevariasian
Ciri
kevariasian akan diperoleh jika kalimat yang satu dibandingkan dngan kalimat
yang lain. Kemungkinan variasi kalimat tersebut sebagai berikut.
- Variasi dalam pembukaan kalimat
Ada beberapa
kemungkinan untuk memulai kalimat demi efektifitas, yaitu dengan variasi pada
pembukaan kalimat. Dalam variasi pembukaan kalimat, sebuah kalimat dapat
dimulai atau dibuka dengan :
1) Frase keterangan (waktu, tempat, cara)
2) Frase Benda
3) Frase Kerja
4) Partikel Penghubung
Contoh:
a) Mang Usil dari kompas menganggap hal ini sebagai
suatu isarat sederhana untuk bertransmigrasi (Frase benda)
b) Dibuangnya jauh-jauh pikiran yang menghantuinya
selama ini (Frase Kerja)
c) Karena
bekerja terlalu berat dia jatuh sakit (frase Penghubung)
- Variasi dalam pola kalimat
Untuk
efektifitas kalimat dan untuk menghindari suasana menoton yang dapat
menimbulkan kebosanan, pola kalimat subjek – Predikat – Objek dapat diubah
menjadi predikat – objek – Subjek atau yang lainnya.
Contoh :
1) Dokter
muda itu belum dikenal oleh masyarakat desa Sukamaju. (S – P- O)
2) Belum
dikenal oleh masyarakat desa Sukamaju doketr muda itu. (P – O – S)
3) Dokter
muda itu oleh masyarakat desa Sukamaju belum dikenal. (S – O – P)
- Variasi dalam jenis kalimat
Untuk
mencapai efektifitas sebuah kalimat berita atau pertanyaan, dapat dikatakan
dalam kalimat Tanya atau kalimat perintah. Perhatikan contoh berikut.
…Presiden
SBY sekali lagi menegaskan perlunya kita lebih hati-hati memakai bahan bakar
dan energi dalam negeri. Apakah kita menangkap peringatan tersebut?
Dalam
kutipan tersebut terdapat satu kalimat yang dinyatakan dalam bentuk Tanya.
Penulis tentu dapat mengatakannya dalam kalimat berita. Akan tetapi untuk
mencapai efektifitas, ia memakai kalimat Tanya.
- Variasi bentuk aktif-pasif
Perhatikan
contoh berikut!
a) Pohon pisang itu cepat tumbuh. Kita dengan mudah dapat menanamnya dan memeliharanya. Lagi pula kita tidak
perlu memupuknya. Kita hanya menggali lubang, menanam, dan tinggal menunggu
buahnya.
Bandingkan dengan kalimat berikut!
b) Pohon pisang itu cepat tumbuh. Dengan mudah
pohon pisang itu dapat ditanam dan dipelihara. Lagi pula tidak perlu dipupuk
kita hanya menggali lubang, menanam dan tinggal menunggu buahnya.
Kalimat-kalimat pada paragaf (a) semuanya berupa
kalimat katif, sedangkan pada paragraph (b) berupa kalimat aktif dan pasif.
Dapat dikatakan, bahwa kalimat-kalimat pada paragraf (a) tidak bervariasi
sedangkan paragraf (b) bervariasi, namun hanya variasi aktif – pasif.
g. Salah Nalar
Salah nalar merupakan Gagasan, pikiran,
kepercayaan, atau simpulan yang salah, keliru, atau cacat. Dalam proses
berpikir sering sekali kita keliru menafsirkan atau menarik kesimpulan,
kekeliruan ini dapat terjadi karena faktor emosional, kecerobohan, atau
ketidaktahuan.
Contoh :
- Waktu dan tempat dipersilahkan. (Siapa yang dipersilahkan)
- Mobil Pak Dapit mau dijual. (Apakah bisa menolak?)
- Silakan maju ke depan. (maju selalu ke depan)
- Adik mengajak temannya naik ke atas. (naik selalu ke atas)
- Pak, saya minta izin ke belakang. (toilet tidak selalu berada di belakang)
- Saya absen dulu anak-anak. (absen: tidak masuk, seharusnya presensi)
- Bola gagal masuk gawang. (Ia gagal meraih prestasi) (kata gagal lebih untuk subjek bernyawa)
h. Kecermatan
Kecermatan kata dalam kalimat ditentukan ketepatan
pilihan kata dengan daya ekspresinya yang pasti.
Contoh :
Binatang adalah fauna yang tidak berakal. (tidak
efektif)
Binatang ialah fauna yang tidak berakal. (efektif)
Contoh kalimat efektif :
1. Saran yang di kemukakannya kami akan
pertimbangkan ( tidak efektif )
Seharusnya : Saran yang
dikemukakannya akan kami pertimbangkan.
2. Sejak
dari pagi dia bermenung ( tidak efektif )
Seharusnya : Sejak
pagi dia bermenung.
DAFTAR PUSTAKA
http://zegyjib.wordpress.com/matkul/bahasa-indonesia/definisi-kalimat-efektif-dan-ciri-cirinya-resume-6/
http://ryansikep.blogspot.com/2009/12/ciri-ciri-kalimat-efektif.html
Putrayasa, Ida Bagus. 2007. Kalimat Efektif (Diksi, Struktur, dan Logika). Singaraja : Refika Aditama
http://siddiqleksono.wordpress.com/2010/10/31/syarat-syarat-dalam-membuat-kalimat-efektif/
http://ryansikep.blogspot.com/2009/12/ciri-ciri-kalimat-efektif.html
Putrayasa, Ida Bagus. 2007. Kalimat Efektif (Diksi, Struktur, dan Logika). Singaraja : Refika Aditama
http://siddiqleksono.wordpress.com/2010/10/31/syarat-syarat-dalam-membuat-kalimat-efektif/
0 comments:
Post a Comment