Jangan Ragu Saling Memberi (Cerpen)

Suatu hari ada seorang anak kecil berumur 8 tahun melihat ibunya sakit berhari-hari yang tak kunjung sembuh,anak kecil itu bernama Raheel. Raheel pun bingung apa yang harus ia lakukan untuk ibunya,maklum saja mereka adalah keluarga yang tak mampu untuk membeli beras pun mereka harus berhutang ke warung. Suatu hari Raheel tidak tega melihat ibunya terus seperti itu,ia pun memutuskan untuk pergi ke warung yang ada di pasar.

Sesampai di pasar tepatnya di warung yang terdapat menjual obat dan tempat dimana ia dan ibunya sering berhutang beras....
Raheel: "Maaf bu apa aku boleh berhutang lagi?aku mau membeli obat untuk ibuku."
Pemilik warung 1 : "Apa kamu mau berhutang lagi!! yang kemarin-kemarin saja belum kamu bayar.",dengan nada kesal.
Raheel : "Ya sudah kalau ibu tidak bisa memberinya tidak apa-apa" ,jawab dia dengan muka lesu.
Raheel pun bingung apa yang ia harus lakukan sekarang,warung yang biasa ia hutang kan sudah tidak mau lagi membantunya. Raheel pun berpikir dan dalam hatinya berkata :
Raheel : "Apa aku mencuri obat saja?",dalam hatinya ragu.
Akan tetapi dia pun tak berpikir panjang lagi,akhirnya memutuskan untuk mencuri obat di warung lain yang terdapat obat yang ia butuhkan untuk ibunya.. Kebetulan pada saat itu pemilik warung tidak sedang berada di warung,Raheel pun berhasil mencurinya. Ternyata ada orang yang melihatnya dan meneriakkannya maling,pemilik warung dan orang-orang pun dateng menghampiri dan memukulinya.
Pemilik warung 2: "Dasar kamu pencuri?!!!",jawab dengan sangat kesal sambil memukulinya..
Raheel : "Maaf bu,saya butuh obat ini".
Namun tak berapa lama dateng seorang bapak-bapak penjual sup bernama Pak Fazil dan anaknya bernama Zairah..
Pak Fazil (penjual sup) : "Tunggu sebentar!!".
Penjual warung 2: "Ia,ada apa pak?",berhenti memukuli Raheel.
Pak Fazil : "Untuk apa kamu mencuri obat?apa ini untuk ibumu?",bertanya kepada Raheel.
Raheel : "Iya pak,ibu saya sakit berhari-hari tak kunjung sembuh",dengan muka sedih dan kesakitan karena habis dipukuli massa.
Pak Fazil : "Ini bu saya bayar obat anak ini dan Zairah tolong bungkuskan sup buat anak ini."
Ibu pemilik warung itu pun pergi dan massa pun bubar karena obat itu telah dibayar.
Zairah (anak penjual sup/Fazil) : "Ini pak supnya".
Pak Fazil pun membungkuskan sup dan obatnya.
Pak Fazil : "Ini nak untuk ibumu,semoga ibumu lekas sembuh ",memberikan sup dan obat kepada Raheel.
Raheel : "Terimakasih banyak pak sudah membantu saya",Ia pun lekas pulang dengan wajah ceria

---------------------------------------------30 Tahun Kemudian --------------------------------------------------

Walau kondisi perekonomian Pak Fazil penjual sup itu tak berubah yaitu terbatas dan penghasilannya pun hanya cukup untuk kehidupan sehari-harinya,namun ia tetap memberi. Ia hanya ditemani anaknya (Zairah) untuk menajaga warungnya.
Suatu hari di siang hari datang seorang pengemis.
Pengemis : "Pak minta uangnya,saya belum makan selama 3hari",dengan muka memelas.
Pak  Fazil : "Ini sup untuk bapak,semoga bapak tidak merasa lapar lagi"
Pengemis itu pun pergi.
Pak Fazil : "Pesanan selanjutnya"
Tiba-tiba Pak Fazil merasakan sakit di dadanya dan ia pun jatuh pingsan. Sang anak Zairah pun panik,tanpa pikir panjang membawanya ke rumah sakit. Pak Fazil memang mempunyai penyakit jantung karena faktor usianya.
Pak Fazil pun dirawat lama di rumah sakit beberapa hari dan pihak rumah sakit pun memutuskan untuk melakukan operasi jantung terhadap Pak Fazil. Zairah pun ke bagian adiministrasi untuk melihat berapa biaya yang diperlukan untuk operasi Ayahnya. Ketika Zairah melihat kwitansi terdapat nominal angkanya sebesar Rp 150 juta dia pun sangat kaget dan bingung dapat uang darimana.Tanpa pikir panjang Zairah keluar untuk mencari uang tersebut karena memang uang tersebut harus ada  besok,kalau tidak operasi tidak dilakukan dan nyawa ayahnya terancam. Namun hingga larut malam pun  ia tidak mendapatkan uangnya. Ia pun ke bagian adiministrasi agar bisa meringankan beban biayanya. Sesampainya Zairah di bagian adiministrasi,tiba-tiba seorang petugas memberi sebuah amplop. Zairah membuka amplop tersebut,kaget bukan kepalang ternyata di kwitansi tersebut telah tertulis lunas sehingga operasi anyahnya bisa dilakukan besok. Zairah pun berpikir siapa yang telah membayarnya. Ia pun mengecek kedalam amplop tersebut kembali ternyata terdapat sebuah surat dan isi surat itu adalah.....

Semuanya telah terbayar 30 tahun lalu 
Ketika kamu dan ayahmu memberi ku sebuah bungkusan
Bungkusan itu terdapat obat dan sup didalamnya
Dan kalian telah menyelamatkan ku dari hajaran massa
Dan juga menolong ibukku
Semoga ayah mu lekas sembuh dan dapat menjual sup kembali
Sehingga bisa terus memberi
Yang mampu memberikan semua orang senyuman

Salam Hangat,



Dr. Raheel

Zairah pun sangat kaget,seorang anak kecil yang ia dan ayahnya tolong dulu ternyata sekarang telah menjadi dokter dan menolong ayahnya. Dr Raheel pun kini sering membantu orang yang sedang sakit.

Beberapa hari kemudian Pak Fazil pun sehat kembali setelah melakukan operasi
Ia kembali menjual sup bersama Zairah,dan masih memberikan sup gratis kepada pengemis

Jangan ragu saling memberi, sekalipun kita dalam kondisi yang terbatas. Karena memberi adalah cara berkomunikasi yang paling baik bila kita melakukannya dengan ikhlas ^_^



0 comments:

Post a Comment